Masakan Khas Batak
| Saksang |
Jika masakan Sumatera di daerah lainnya banyak menunjukkan pengaruh seni memasak asing, seperti masakan Minangkabau, Melayu, dan Aceh menampilkan masakan jenis kari yang kental dipengaruh seni memasak India dan Arab, maka masakan Batak lebih menampilkan tradisi memasak asli suku bangsa Austronesia. Misalnya memasak daging babi bersama dengan darahnya, juga dapat ditemui dalam tradisi masakan Filipina, yaitu dinuguan. Sementara, sejak banyaknya suku bangsa Nusantara yang masuk agama Islam, maka seni memasak yang tidak halal, seperti menggunakan daging babi, anjing, atau darah, telah ditinggalkan dan lenyap, dan kini hanya bertahan di wilayah budaya non-Muslim seperti di Tanah Batak.
Perbedaan wilayah pengaruh kuliner Batak dan Aceh antara lain ditandai dengan penggunaan rempah; memilih kari atau andaliman. Orang Aceh di pesisir menggunakan daun kari (Murraya koenigii) sebagai rempah utamanya, sementara orang Batak cenderung menyukai andaliman. Aroma andaliman mulai terasa mulai dari dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah terus ke tenggara hingga ke Berastagi di Tanah Karo.
Ada banyak masakan khas Batak dan menggunakan berbagai macam bumbu atau resep yang unik. Bumbu yang paling banyak digunakan dalam masakan Batak adalah andaliman, dan untuk segala jenis arsik digunakan bawang Batak. Sambal Tuktuk misalnya menggunakan campuran andaliman. Bumbu-bumbu lainnya yang lazim digunakan dalam masakan Batak antara lain jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, dan kunyit.
| Kidu, si ulat enau |
Karena Suku Batak selama sekian abad hidup relatif terisolasi dan mempertahankan sistem kepercayaan nenek moyang mereka, banyak unsur asli budaya mereka yang tetap bertahan, termasuk seni kuliner Batak. Kini banyak orang Batak yang memeluk agama Kristen, misalnya Suku Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak, sehingga daging babi dan anjing lazim dikonsumsi. Daging anjing biasanya disebut B1, merujuk pada bahasa Batak untuk anjing yaitu "biang", sedangkan daging babi kerap disebut B2. Daging babi (B2) atau anjing (B1) itu biasanya dimasak dalam darahnya sendiri dan dibumbui sebagai saksang, atau dibakar sebagai panggang.
Meskipun demikian ada pula suku Batak yang Muslim, misalnya Suku Batak Mandailing, sehingga mereka menerapkan hukum pangan agama Islam yaitu hanya mengkonsumsi makanan halal dan tidak mengkonsumsi daging babi, daging anjing, dan darah yang diharamkan dalam agama Islam.
Salah satu hidangan daging babi khas Batak yang terkenal adalah Babi Panggang Karo — sering disingkat BPK — yang digemari penduduk setempat dan terkenal secara nasional melalui Lapo atau restoran Batak di kota-kota besar di Indonesia. BPK terdiri dari irisan daging babi panggang dengan tiga saus penyerta: semangkuk kaldu yang terbuat dari rebusan tulang babi, sepiring darah babi yang dimasak dengan lada dan cabai, serta sepiring sambal pedas.
| Tanggo Tanggo |
Jenis daging lain yang lazim dikonsumsi dalam masakan Batak adalah daging kerbau dan sapi, serta ayam. Manuk Napinadar adalah ayam panggang yang disiram darah ayam itu sendiri, dibumbui andaliman dan bubuk bawang putih. Ayam Tasak Telu adalah salah satu hidangan ayam yang terkenal. Tasak telu secara harfiah berarti "memasak tiga kali," dan terdiri dari tiga bagian hidangan: Hidangan pertama adalah ayam rebus. Hidangan kedua adalah saus yang terbuat dari biji jagung matang yang digiling halus, rempah-rempah dan dicampur sisa kaldu dari ayam rebus. Bagian ketiga adalah bermacam-macam sayuran cincang dan kelapa yang dibumbui. Tasak telu adalah hidangan yang kaya cita rasa. Ini dia daftar masakan khas Batak, asli batak lae!
- Saksang
- Arsik
- Panggang
- Ayam Tasak Telu
- Manuk Napinadar
- Tanggotanggo
- Dengke Mas na Niura
- Na Tinombur
- Mie Gomak
- Na Nidugu
- Dali ni Horbo
- Sambal Tuktuk
- Pagitpagit
- Itak Gurgur
- Kue Pohulpohul
- Kue Ombusombus
- Kue Lampet
- Kue Benti
- Tipatipa
- Kacang Sihobuk
- Sasagun
Komentar
Posting Komentar